Cerita tentang kotak kemasan yang membawa berkat. Seorang anak laki-laki menerima semua kemalangan dalam hidup. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ayahnya yang seharusnya menjadi pembina dan penuntunnya dalam hidup malah selalu memukulinya dan memakinya karena menganggap dia telah membunuh istrinya. Saat si anak lelaki berumur 11 tahun, ayahnya meninggalkan setelah mememukulinnya dan tidak pernah kembali lagi.
Si anak terpaksa tinggal di kolong-kolong jembatan dan mencari uang sendiri demi kelangsungan hidupnya namun dia tidak ingin jadi peminta-minta dan juga mencuri. Dia mengumpulkan gelas dan botol plastik kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan perut setiap harinya.
Suatu hari, ada pembagian kotak makanan gratis di stand. Dia dengan suka cita datang, antri dan mengambil bagiannya. Dengan riang dia meninggalkan stand namun langkahnya berhenti ketika dia mendengar seorang cucu berkata pada kakeknya “Kek, udah habis. Kita makan apa?” sambil menagis.
Sang kakek hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala cucunya. Si anak dengan mantapnya melangkah dan memberikan nasi kotanya kepada kakek seraya berkata “Kek, masih ada satu. Nih.”
Setelah memberikan nasi kotaknya, si anak melangkah pergi dengan senyum. Kakek dan cucu hanya bisa tersenyum dan mengucap terima kasih dalam hati mereka. Seorang yang melihatnya , menghampiri si anak tersebut dan bertanya “kenapa kamu belikan nasi kotak tersebut? Bukanya kamu juga memerlukannya?”
Si anak hanya tersenyum dan berkata ”Saya masih bisa mencari ditempat lain, sedangkan kakek tersebut sudah terlalu tua dan cucunya masih terlalu kecil untuk bekerja”
Orang tersebut dengan heran bertanya lagi “Tapikan bekerja juga susah dan melelahkan, klo dapat gratis kenapa tidak dinikmati?”
Si anak kembali tersenyum dan menjawab “Perkerjaan semua pasti memiliki kesulitan masing, tidak ada yang gampang karena sesuatu selalu ada resiko. Lagipula, saya hanya mengikuti kata hati” Setelah berkata begitu si anak pamit dan pergi mencari gelas dan botol plastik untuk dijual.
Apa yang dipetik? –hm-
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar