Obat kanker G202 tidak akan menganggu sel-sel sehat lainnya
karena dia hanya bisa aktif ketika dia bersinggungan dengan prostate-specific membrane antigen
(PMSA) yang dihasilakn jenis tumor atau kanker tertentu. Samuel Denmeade
menjelaskan bahwa PMSA menjadi pemicu yang membuat G202 aktif untuk
menghanculkan tumor atau kanker berserta pemberi nutrisinya (inang) sehingga
kanker tidak dapat tumbuh kembali atau beregenerasi lagi.
Untuk pengujiannya, para peneliti menanamkan tumor prostat
manusia pada tikus. Tikus tersebut kemudian diberikan obat kanker G202. Dalam
21 hari percobaan, hasil yang didapatkan para peneliti sangat memuaskan karena
G202 berhasil mengecilkan ukuran 7 tumor dari 8 tumor yang ditanam. Obat ini
dianggap lebih berhasil daripa Docetaxel yang hanya berhasil mengecilkan ukuran
1 tumor saja. Pengujian ini diterbitakan dalam jurnal Science of Translational
Medicine pada 27 Juni 2012.
Melihat kerberhasilan ini, para peneliti akhirnya memutuskan
saatnya menguji keamanan pengunaan G202 secara klinis. Pada percobaan tahap
pertama, obat kanker G202 akan diberikan kepada 29 pasien kanker stadium akhir
yang sukarelawan ikut. Bila tahap pertama berjalan lancar, maka percobaan akan
dilanjutkan ke tahap ke-2. Percobaan tahap ke-2 akan dilakukan kepada pasien
dengan penyakit kanker prostat dan hati.
Bila percobaan klinis ini berhasil, para peneliti obat
kanker ini tinggal minta persetujuan pemerintah dan rumah sakit untuk
memproduksi dan mendistribusikannya kepada masyarakat. Obat ini juga bisa
digunakan sebagai obat tumor karena mereka sama-sama memiliki sel kanker (untuk
tumor ganas). Mari kita doakan keberhasilannya. –hm-
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar